Senin, 14 Mei 2012

kata bijak motivasi

Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka (Brian Tracy)

Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tetapi menyia-nyiakannya. (Ali bin Abi Thalib)

Jangan segan untuk mengulurkan tangan Anda. Tetapi, jangan juga segan untuk menjabat tangan orang lain yang datang pada Anda (Pope John XXIII)

Saya melihat seorang pemecah batu sedang memukul sebongkah batu padas sampai seratus kali tanpa kelihatan retak sedikit pun. Tapi, pada pukulan ke seratus satu kali, batu itu pecah menjadi dua. Saya tahu bahwa bukan pukulan terakhir itu yang membelah batu, tapi semua pukulan yang sudah dilakukan sebelumnya (Jacob Riis)

Sahabatmu adalah kebutuhan jiwamu yang terpenuhi. Dialah ladang hatimu, yang dengan kasih kau taburi dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih. Kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan, dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian. Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya jiwa (Kahlil Gibran
)
Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan (Albert Einstein)

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki (Mahatma Ghandi)

Bila rahasia sebuah atom dari atom-atom tersingkap, rahasia segala benda ciptaan, baik lahir maupun batin akan tersingkap, dan kau takkan melihat pada dunia ini atau dunia yang akan datang kecuali Tuhan (Syaikh Ahmad Al-Alawi)

Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja, siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja, siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kau cintai (Imam Ali RA)

Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari, dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri (Mary Mc Carthy)

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan yang sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya ketika ia marah (Nabi Muhammad Saw.)

Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan (Annemarie S.)

Kebahagiaan tertinggi dalam kehidupan adalah kepastian bahwa Anda dicintai apa adanya, atau lebih tepatnya dicintai walaupun Anda seperti diri Anda adanya (Victor Hugo)

Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran (James Thurber)

Kita menilai diri kita dengan mengukur dari apa yang kita rasa mampu untuk kerjakan, orang lain mengukur kita dengan mengukur dari adap yang telah kita lakukan (Henry Wadsworth Longfellow)

Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.

Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan.

Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda.

Sabtu, 14 April 2012

Masalah teori Darwin mengenai evolusi yang terkenal, beserta pernyataan tentang Nabi Adam sebagai manusia pertama di bumi ini.



Sejak teori Darwin diluncurkan, rasa-rasanya banyak kaum ulama, atau yang berpengetahuan tinggi tentang Islam yang menolak mentah-mentah teori itu, teori tersebut menyatakan bahwa manusia berevolusi dari seekor kera, dengan kata lain mengatakan bahwa Nabi Adam sebagai manusia pertama adalah kera. Charles Darwin menyimpulkan, berbagai keragaman yang ia amati di alam, sebetulnya memiliki nenek moyang yang sama. Memang kera memiliki organ & bentuk tubuh paling mendekati manusia. Lagi pula ditemukan bukti-bukti berupa fosil manusia yang mirip dengan kera. Fosil-fosil ini ditemukan di segala penjuru bumi dan membuktikan adanya evolusi. Bermula dari kera, kemudian kera bertubuh makin besar, berjalan tegak, dan? Ternyata evolusi itu sendiri berhenti pada teori! Tidak ditemukan sebuah mata rantai yang jelas yang menghubungkan langsung evolusi kera ini kepada bentuk manusia sekarang ini.

Teori Evolusi Darwin bertentangan dengan Al Qur’an.

Pernyataan utama Darwinisme adalah makhluk hidup muncul melalui perubahan bertahap (evolusi) dari
makhluk hidup lain. Akan tetapi  sebenarnya bukan begitu, sebab kaum evolusionis menyatakan bahwa kehidupan muncul sebagai hasil ketidaksengajaan oleh pergerakan tak sadar. Dengan kata lain, kehidupan di Bumi lahir tanpa Sang Pencipta dan dengan sendirinya dari zat-zat tak-hidup . Pernyataan seperti itu mengingkari keberadaan Sang Pencipta sedari awal.

Sebagian besar kaum beragama yang mendukung teori evolusi berpendapat bahwa Charles Darwin taat beragama. Akan tetapi, sungguh mereka keliru karena di masa hidupnya Charles Darwin mengungkapkan pandangan buruknya tentang Tuhan dan agama. Darwin memang percaya kepada Tuhan semasa mudanya, namun perlahan imannya menipis dan digantikan oleh paham ateisme di saat usianya setengah baya. Darwin membuat pernyataan berikut tentang ketiadaan imannya, “pengingkaran [kepada  Tuhan] merayapi diriku dengan pelan-pelan sekali, tetapi pada akhirnya menjadi sempurna.
Alasan dasar Darwin mengingkari adanya Tuhan adalah keangkuhan. Kita dapat melihatnya dalam pernyataan berikut:
Dalam pengertian bahwa sesosok Tuhan yang mahakuasa dan mahatahu harus mengatur dan mengetahui segalanya, hal ini mesti diakui; namun, sejujur-jujurnya, aku hampir tidak bisa mengakuinya.
Dalam sebuah lampiran singkat yang ditulis tangan pada kisah hidupnya, ia menulis: 
Aku tidak merasakan penyesalan dari melakukan dosa besar apa pun.

Pernyataan Darwin, yang mengingkari keberadaan Allah dan agama, sesungguhnya mengikuti sebuah pola pikir yang tak mengenal Allah dari zaman kuno. Ayat Al Qur’an melukiskan bagaimana mereka yang mengingkari Allah sesungguhnya menyadari bahwa Dia ada, namun masih juga mengingkariNya karena keangkuhan: 
Dan mereka mengingkarinya* karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka, perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. (QS.An Naml, 27: 14) 

Satu hal yang harus ditegaskan: Allah tentu saja bisa menggunakan evolusi untuk menciptakan makhluk hidup jika Dia kehendaki. Namun, Al Qur‟an tidak berisi tanda-tanda evolusi dan tidak satu ayat pun mendukung pernyataan evolusionis bahwa makhluk hidup muncul tahap-demi-tahap.

Allah menciptakan segalanya, dalam bentuk dan pada waktu yang Dia tetapkan, tanpa menggunakan contoh apa pun, dan dari ketiadaan. Karena Dia suci dari cacat apa pun, dan kaya tanpa membutuhkan apa pun, Dia tidak membutuhkan penyebab, sarana, atau tahap bagi penciptaan olehNya. Tak seorang pun yang boleh teperdaya oleh kenyataan bahwa segala sesuatu itu terkait dengan sebab dan hukum alam tertentu. Namun, Allah adalah di atas semua sebab dan hukum, karena Dia yang menciptakan itu semua. Allah menghendaki dan menciptakan Bumi dan langit, semua yang berada di antara keduanya,
dan semua makhluk hidup dan tak-hidup. Ini sangat mudah bagiNya, sebagaimana ditunjukkan dalam
Al Qur‟an: 
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah”, dan di tangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al An‟aam, 6: 73)

Dalam Al Qur‟an, Allah mengungkapkan bahwa manusia diciptakan secara ajaib. Untuk menciptakan manusia pertama, Allah membentuk tanah liat, lalu meniupkan ruh ke dalamnya: 

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud  kepadanya”. (QS. Shaad, 38: 71-72)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS. Al Mu‟minuun, 23: 12)

Ungkapan penciptaan dari tanah/debu melukiskan penciptaan Nabi Adam. Diperlihatkan dalam ayat berikut ini bahwa Allah menciptakan manusia langsung dari tanah liat kering. Ayat ini, yang menggambarkan penciptaan Nabi Adam tidak membicarakan suatu tahap:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS. Al Hijr, 15: 28-29)

Jika kisah Al Qur’an tentang tahap-tahap penciptaan dibaca dengan cermat, sambil mengingat proses-proses yang berurut, akan segera disadari bahwa pandangan evolusi itu adalah tidak benar.

Sepatah kata


Apa yang disebut surga. Kedamaian, kebahagiaan, kesenangan, ketentraman, kebaikan, dan hal-hal yang sejenis dengan ini. Begitulah surga. Kekekalannya hanya ada di negeri akherat nanti. Dan kita membutuhkan tiket dan kunci untuk bisa masuk surga, yaitu dengan SHOLAT.

Kuasai Kecerdasan Emosi


"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.
Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu
yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."

-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.

Mampu menguasai emosi, seringkali orang menganggap remeh pada masalah ini. Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai kesuksesan.  Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi faktor penting penentu kesuksesan hidup seseorang.
Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks. Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan manusia. Orang yang memiliki kecerdasan emosi bisa memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak.
Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya.
Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya.
Kecerdasan emosi lebih terfokus pada pencapaian kesuksesan hidup yang  *tidak tampak*. Kesuksesan bisa tercapai ketika seseorang bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi, perasaan dan interaksi dengan sesamanya.  Terbukti, pencapaian kesuksesan secara  materi tidak menjamin kepuasan hati  seseorang.
Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang juga dikenal dengan sebutan "EQ"), dikenalkan melalui pasar dunia. Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menggunakan emosi secara tepat dalam setiap bentuk interaksi lebih dibutuhkan daripada kecerdasan otak (IQ) seseorang.
Sekarang, mari kita lihat, bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa....
Seorang miliuner kaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh apik dalam hal ini. Di tahun 1980 hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar. Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu "The Art of The Deal dan Surviving at the Top". Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus...
Ingat!  depresi yang melanda dunia di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham properti pun ikut anjlok dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat berkebalikan. Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar! Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi kebangkrutannya.
Beberapa temannya yang mengalami nasib serupa berpikir bahwa inilah akhir kehidupan mereka, hingga benar-benar mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.  Di sini kecerdasan emosi Trump benar-benar diuji. Bagaimana tidak, ketika ia mengharap simpati dari mantan istrinya, ia justru diminta memberikan semua harta yang tersisa sebagai ganti rugi perceraian mereka.
Orang-orang yang dianggap sebagai teman dekatnya pun pergi meninggalkannya
begitu saja. Alasan yang sangat mendukung bagi Trump untuk putus asa dan menyerah pada hidup. Namun itu tidak dilakukannya. Trump justru memandang bahwa ini kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah kehilangan segalanya, namun ada
"intangible asset" yang tetap dimilikinya.
Ya, Trump memiliki pengalaman dan pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang pernah ada!
Apa yang terjadi selanjutnya? Fantastis, enam bulan kemudian Trump sudah berhasil membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah bisnisnya. Tiga tahun berikutnya, Trump mampu mendapat keuntungan sebesar US$3 Milliar. Ia pun berhasil menulis kembali buku terbarunya yang diberi judul "The Art of The Comeback". Dalam bukunya ini Trump bercerita bagaimana kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan fokus daripada sebelumnya. Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak terjadi, maka ia tidak akan pernah tahu teman sejatinya dan tidak akan menjadikannya lebih kaya dari yang sebelumnya. Luar biasa bukan?
Kecerdasan Emosi memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk berani menghadapi ketakutan. Tidak sama halnya seperti kecerdasan otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir pada setiap org & bisa dikembangkan.
Berikut beberapa tips bagaimana cara mengasah kecerdasan emosi:
1.       Selalu hidup dengan keberanian.
 Latihan dan berani mencoba hal-hal baru akan memberikan beragam pengalaman dan membuka pikiran dengan berbagai  kemungkinan lain dalam hidup.
2.      Selalu bertanggung jawab dalam  segala hal.
Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan kepercayaan orang lain dan  mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah. "being accountable is being  dependable"
3.      Berani keluar dari zona nyaman.
 Mencoba keluar dari zona nyaman akan membuat kita bisa mengeksplorasi banyak hal
4.      Mengenali rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya.
Melakukan hal ini akan membangun rasa  percaya diri dan dapat menjadi jaminan  bahwa segala sesuatu pasti ada  solusinya.
5.    Bersikap rendah hati.
Mau mengakui kesalahan dalam hidup justru dapat meningkatkan harga diri kita.

So, kuasailah kecerdasan emosi. Karena mengendalikan emosi merupakan salah satu faktor penting yang bisa mengendalikan Tri menuju sukses dan juga menikmati warna-warni kehidupan.